Strategi Pengembangan KOPRI Era Smart Society 5.0
Strategi Pengembangan KOPRI Era Smart Society 5.0
Terbentuknya Korps PMII Putri (KOPRI) sebagai badan semi otonom dari PMII tidak terlepas dari keinginan kaum perempuan PMII untuk memiliki ruang sendiri dalam beraktivitas. Meski telah melewati pasang surut disepanjang lintas perjalanan KOPRI, yang pasti prinsip dasar gerak KOPRI secara khusus berpersfektif pada keadilan dan kesetaraan gender. Untuk itu, berbicara tentang pengembangan KOPRI akan selalu berkelindan dengan isu-isu gender.
Isu gender selalu menarik perhatian untuk direspon secara teori dan aksi. Ketimpangan gender menjadi problematika usang yang berumur panjang. Budaya patriarki yang mengakar disambut dengan rendahnya kesadaran dan kesungguhan perempuan dalam menjalankan perannya --Khalifah Allah fi al Ardh-- semakin mendorong perempuan terperosok ke dalam jurang ketertinggalan. Celakanya ketimpangan ini menjalar keseluruh lapisan, tidak terkecuali dalam tubuh KOPRI itu sendiri.
Rendahnya kesadaran dan kesungguhan anggota KOPRI disegi sosial-struktur misalnya, terlihat dari minimnya kader putri PMII yang mampu bertahan di jenjang organisasi yang lebih tinggi. Disamping itu juga minat kader KOPRI untuk bergelut di wilayah pemikiran juga masih tergolong rendah.
Sebelum jauh membahas hilir dari strategi Pengembangan KOPRI, iklim internal KOPRI menjadi probelm yang perlu terlebih dahulu diatasi dengan bijaksana. Umpan balik dari pola komunikasi yang dibangun antara anggota --terutama pasca MAPABA-- akan menumbuhkan rasa memiliki KOPRI. Adanya rasa menjadi bagian dari KOPRI secara tidak langsung akan meningkatkan kualitas sumber daya KOPRI.
Sumber daya KOPRI yang berkualitas akan melahirkan karya-karya yang berdampak secara intelektual maupun sosial. Untuk itu KOPRI dipandang perlu memiliki laboratorium penelitian dalam mengkaji isu-isu aktual terutama bidang pengembangan terhadap perempuan. Hal ini dipandang penting agar eksistensi KOPRI sebagai organisasi pergerakan tidak terombang-ambing tengah derasnya arus perubahan di era smart society 5.0
Smart society 5.0 adalah konsep masyarakat yang berpusat pada manusia dan berbasis teknologi. Pada era ini, KOPRI diharapkan mampu mengambil peluang dan menyelesaikan berbagai tantangan dengan memanfaatkan berbagai inovasi yang lahir di era revolusi industri 4.0.
Pemanfaatan berbagai inovasi digitalisasi dalam pergerakan akan mempercepat perkembangan suatu organisasi. Dengan adanya teknologi digital, KOPRI bisa memperluas jangkauannnya di kawasan regional, nasional bahkan internasional.
Teknologi digital akan memudahkan KOPRI bisa terhubung dan bersinergi dengan institusi lain yang intens dengan isu perempuan seperti lembaga PSGA/PSW, PPPA, RPA, Komnas Perempuan, KUPI dan sebagainya yang ada diberbagai kawasan. Dengan adanya sinergitas antar organisasi akan mempercepat perubahan sosial yang lebih baik. Untuk mewujudkan hal ini perlu langkah-langkah ilmiah dan terencana yang dituangkan dalam program kerja --POAC-- agar KOPRI bisa bergerak bersama untuk Indonesia maju.
Menyongsong era society 5.0, Indonesia diharapkan sudah bisa bangkit dari problematika ketimpangan berbasis gender dan tampil sebagai individu yang merdeka berkarya sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Keberadaan KOPRI dengan berideilogikan Aswaja hendaknya dapat berkontribusi mewujudkan masyarakat yang lebih baik dari sebelum adanya KOPRI.
Komentar
Posting Komentar