Struktur Pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka
Salam dan bahagia!
Halo ibu dan bapak guru, jumpa lagi di modul pembelajaran paradigma baru. Sekarang kita sampai di materi terakhir di topik ini, yaitu struktur pembelajaran dalam kurikulum prototipe. Ibu dan bapak guru pembelajaran dengan paradigma baru merupakan upaya menumbuhkan pembelajar sepanjang hayat yang sesuai dengan profil pelajar Pancasila.
Proses pembelajaran dengan paradigma baru dilaksanakan melalui kurikulum prototipe memuat program:
• intrakurikuler
• ekstra kurikuler
• program penguatan profil pelajar Pancasila.
Bagaimanakah pelaksanaannya pada setiap jenjang? apa saja perubahan utama pada struktur pembelajaran?
Kali ini yuk, kita langsung saja pada pembahasannya intrakurikuler berisi muatan atau mata pelajaran dan muatan tambahan lainnya seperti muatan lokal, jika memang ada di satuan pendidikannya. berbagai kegiatan dapat dilakukan untuk membantu murid mencapai kompetensi yang diharapkan.
Rancanglah kegiatan yang menarik, membangun rasa ingin tahu murid dan dihubungkan dengan kehidupan atau lingkungan sekitarnya. Sehingga menjadi bermakna.
Dalam proses pembelajaran, ibu dan bapak guru memfasilitasi murid untuk mengamati, bertanya dan mengumpulkan informasi dari lingkungan nyata. Menalar kritis, mengasosiasi dan mengkomunikasikan temuannya dalam setiap tahapan tersebut. Murid melakukan refleksi terhadap proses belajarnya. Semua proses ini dilakukan dalam suasana aman, nyaman, saling menghargai dan sesuai kebutuhan murid.
Apa yang dapat kita lakukan untuk membantu murid dalam mengumpulkan informasi di lingkungan nyata? Berikut adalah beberapa contoh yang bisa dilakukan misalnya:
• memberikan kesempatan pada murid untuk ke halaman sekolah dan belajar tentang tanah pada pelajaran IPA
• Ke pasar untuk observasi dan mewawancarai pedagang dan pembeli saat belajar tentang proses jual-beli pada pelajaran Ekonomi
Wah seru sekali ya, lebih lanjut Ibu dan Bapak dapat melihat beberapa perubahan utama pembelajaran di setiap jenjang pada kurikulum prototipe ini. Apa saja ya??
pertama pada fase pondasi yaitu PAUD pada jenjang ini murid akan belajar melalui kegiatan bermain yang mencakup antara lain literasi numerasi agama dan moral dan sebagainya. Pendidikan PAUD mempersiapkan murid untuk jenjang pendidikan berikutnya yaitu Sekolah Dasar atau SD.
Selanjutnya pada jenjang SD pada dan IPA dan IPS dilebur menjadi IPAS. Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa anak usia SD masih dalam tahap berpikir konkrit, sederhana, holistik, komprehensif dan tidak detail. Meskipun IPAS belum diajarkan secara spesifik di fase A, tetapi bukan berarti mereka tidak belajar IPA dan IPS. Muatan pelajaran IPA terintegrasi pada mata pelajaran lain.
pada jenjang SMP, mata pelajaran Informatika menjadi mata pelajaran wajib
Pada jenjang SMA, murid lebih dipersiapkan kepada minat yang menunjang pilihan pendidikan pada jenjang berikutnya. Sehingga pembelajaran dibagi menjadi mata pelajaran umum dan program peminatan
Program peminatan dimulai di kelas 11. Pada program peminatan di SMA, murid diperbolehkan mengambil beberapa apa mata pelajaran pilihan sesuai minat bakat dan aspirasinya. Meskipun pelajaran itu lintas jurusan. Dalam program peminatan apabila sumberdaya memungkinkan, sekolah juga dapat membuka Kelas mata pelajaran baru. misalnya, kelas bahasa Jerman, kelas tata boga, kelas budidaya kopi dan lain-lain
Untuk jenjang SMK, sekolah dapat mengambil kelompok mata pelajaran vokasi dan prakarya yang berkolaborasi dengan masyarakat industri sekitar. Sehingga pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan dunia kerja dan industri pada lingkungannya.
Terakhir untuk sekolah luar biasa atau SLB penggunaan capaian pembelajaran akan berbeda-beda karena bergantung pada hasil analisis usia mental murid. Karena meskipun usia kronologisnya sama tapi bisa saja usia mentalnya berbeda. Untuk kegiatan ekstra kurikuler kegiatannya tetap diadakan pada pembelajaran dengan kurikulum prototipe. Pelaksanaannya dapat dikembangkan oleh satuan pendidikan sesuai dengan kapasitas dan minat karakteristik murid.
Selanjutnya Mari kita bahas mengenai pembelajaran Project. Program ini merupakan pembelajaran berbasis projek yang ditujukan untuk penguatan profil pelajar Pancasila melalui tema yang telah ditetapkan yaitu:
• Gaya hidup berkelanjutan
• Kearifan lokal
• Bhinneka Tunggal Ika
• Bangunlah jiwa dan raganya
• Suara demokrasi
• Merekayasa dan berteknologi untuk membangun NKRI.
• Kewirausahaan
Dalam pelaksanaannya kegiatan ini mempunyai alokasi waktu sendiri dan tidak terikat dengan mata pelajaran apapun. Asesmen yang lakukan pun berfokus pada keenam dimensi profil pelajar Pancasila.
Project penguatan profil pelajar Pancasila memberikan pembelajaran yang kontekstual, mengasah kemampuan berpikir dan pemecahan masalah kepada murid. Murid akan belajar mengaplikasikan ilmu lintas disiplin pada program ini.
Sekarang kita bahas tentang assessment, sebenarnya apa sih assessment itu?
Asesmen merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengetahui kebutuhan belajar perkembangan dan pencapaian hasil belajar. Kita mempunyai kewenangan untuk merancang menentukan teknik dan waktu pelaksanaan asesmen sesuai dengan kondisi dan kebutuhan. Dalam hal ini assessment berperan memberikan informasi sebagai umpan balik bagi guru, murid dan orangtua agar dapat memandu mereka dalam menentukan strategi pembelajaran selanjutnya.
Hasil assesment juga menjadi bahan refleksi untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Dengan demikian asesmen yang dilakukan dikelas bukan hanya memberikan data perkembangan belajar murid. Tetapi juga upaya untuk terus meningkatkan kualitas pembelajaran. Ini akan dipelajari lebih lanjut pada topik assessment.
Ibu dan bapak guru, pada pelaksanaan kurikulum prototipe satuan pendidikan juga memiliki kebebasan untuk menentukan alokasi waktu pembelajaran.
Ada tiga alternatif model pembelajaran yang dapat diadaptasi yaitu:
• Model reguler
•Blog
• Model kolaborasi
Model reguler adalah model pembelajaran yang paling umum digunakan setiap pembelajaran. Dilakukan terpisah antara satu mapel dengan mapel lainnya.
Pada model blog waktu pelajaran dikelola dalam bentuk blok-blok waktu, misalnya dalam satu semester mata pelajaran IPA diajarkan dalam tiga bulan pertama. Kemudian tiga bulan selanjutnya digunakan untuk mata pelajaran IPS.
Pada model kolaborasi guru berkolaborasi sedemikian rupa untuk merencanakan melaksanakan dan melakukan asesmen untuk suatu pembelajaran yang terpadu. Misalnya kolaborasi antara bahasa Indonesia dan seni musik. Murid membuat lirik puisi dan membuat lagu dari lirik tersebut. Dalam menentukan alokasi waktu ini pertimbangkanlah sarana-prasarana, jam mengajar guru atau strategi lainnya agar pengorganisasian kegiatan belajar berjalan lancar.
Ibu dan bapak guru, selain keleluasaan dalam menentukan alokasi waktu, kita juga mempunyai keleluasaan untuk memilih dan memberikan perangkat ajar kepada murid, selama masih ada dalam prinsip pembelajaran dengan paradigma baru. Jadi erangkat ajar bukan hanya melalui buku teks, tetapi bisa menggunakan media lain. Seperti modul ajar, modul Project, buku non teks, video, media cetak atau media digital
Ibu dan bapak guru sampai di sini materi struktur pembelajaran dalam kurikulum prototipe.
Ibu dan bapak diharapkan untuk selalu ingat bahwa struktur ini didesain dengan prinsip pendidikan yang berpusat pada murid. Sehingga dalam pelaksanaannya harap diperhatikan bahwa masing-masing satuan pendidikan dapat menyesuaikan kurikulum sesuai dengan konteksnya.
Setelah semua materi pada topik kurikulum kita pelajari, kira-kira apa yang harus kita persiapkan atau perbaiki dalam penerapan struktur pembelajaran ini di satuan pendidikan masing-masing.
Semangat belajar terus ya ibu dan bapak guru hebat
Salam dan bahagia!!
Teks di atas di convert kan dari video modul pelatihan di platform merdeka mengajar
Komentar
Posting Komentar