Kurikulum Merdeka

 A. Kurikulum

1. Tentang Kurikulum

a. Apa Itu Kurikulum

Salam dan bahagia ibu dan bapak guru. Selamat datang di modul kurikulum. Hari ini kita akan mempelajari Apa itu kurikulum dan bagaimana kaitannya dengan pembelajaran. Ini penting agar kita dapat lebih memahami peran dan fungsi kurikulum dalam pembelajaran. 

"Bu kenapa air di rumah kami bau dan tidak jernih? ". 

"Kenapa sih kita diminta menjaga bumi memangnya bumi kita kenapa Pak, Bu?". 

"Saya dan Rico kemarin melihat ibu kami masak gudeg, di daerah lain ada gudeg juga nggak sih bu?"

"Bu luar biasa ya perkembangan anak-anak zaman sekarang, saya kadang kaget mereka tahu informasi itu dari mana. Padahal saya belum ajarkan, pertanyaan-pertanyaannya juga unik bu rasa ingin tahu mereka tinggi banget. Misal Mereka ingin tahu asal muasal makanan gudeg, bahannya apa saja, bagaimana cara memasaknya, bahkan sampai gudeg versi lain juga mereka tanyakan."

"Benar Pak Teringat saat keadaan sangat mempengaruhi cara belajar murid kita. Kadang saya juga nggak bisa jawab pertanyaan dari mereka, jadi saya harus belajar lagi untuk mengamati dan mengidentifikasi cara belajar mereka supaya bisa masuk ke dunia mereka."

"Iya bu saya jadi mikir dulu saya kasih pengetahuan informasi ke anak-anak selalu sebelum KBK 2004 setelah itu mulai dari kurikulum 2006 2013 sampai sekarang, ternyata peran saya bukan lagi sebagai satu-satunya sumber pengetahuan buat mereka. Kemajuan teknologi membuat pengetahuan dapat diakses anak-anak ta batas membuat murid-murid kita punya banyak pilihan cara belajar." 

"Iya Pak, berarti kita juga harus meningkatkan kompetensi kita nih pak."

"Wah iya tubuh pandemi ini awalnya sempet bikin saya pesimis dengan perkembangan murid tapi setelah saya rasa-rasa dan perhatiin kok murid malah semakin berkembang dengan cara belajar mereka sendiri. Ya... saya juga jadi terdorong harus melek teknologi dan belajar untuk mengimbangi dan membantu mereka."

"Betul Pak, ternyata memang harus kita pikirkan dan siapkan ya kompetensi apa yang akan dibutuhkan oleh murid 10 tahun mendatang. Tapi gimana ya Pak, cara membangun kompetensi itu. Ibu dan bapak guru terkadang kita abai terhadap perubahan keadaan kita menganggap pengalaman bertahun-tahun kita sebagai guru selalu mampu mengantarkan keberhasilan murid kita. Padahal murid hidup pada zaman keadaan yang sudah berbeda. Cara berkomunikasi, cara belajar dan cara memandang diri dan lingkungannya berbeda dengan keadaan yang kita alami pada zaman kita. Nah sekarang keterampilan dan kompetensi Apa yang dibutuhkan murid-murid kita untuk berkontribusi dalam lingkup lokal nasional dan global. Bagaimana cara mereka belajar Kurikulum seperti apa yang semestinya kita gunakan."

Yuk ibu dan bapak kita segarkan ingatan kita kembali. 

Sejatinya kurikulum itu sebenarnya sampai hari ini belum ada pengertian kurikulum yang mengikat secara universal. Meskipun kurikulum sering dimaknai sebagai keseluruhan pengalaman belajar murid, nyatanya lebih dari sekedar itu. Kurikulum itu kompleks dan multidimensi, belum dapat dimaknai sebagai titik awal sampai titik akhir pengalaman belajar murid. Kurikulum juga diibaratkan jantungnya pendidikan jika jantungnya lemah maka proses penyaluran darah tidak lancar dan bisa berakibat fatal. Ralph Tyler dalam bukunya the basic principle of Curriculum mengungkapkan setidaknya ada empat komponen dalam kurikulum yaitu :

1. Tujuan 

2. Konten

3. Metode atau cara 

4. Evaluasi 

Umumnya beberapa negara mengklasifikasikan komponen kurikulum menjadi tiga bagian

1. Tujuan pembelajaran atau konten 

2. panduan pedagogi 

3. Panduan assessment 

Komponen itu dapat kita gunakan dalam mendesain kurikulum dan pembelajaran berdasarkan kebutuhan. Mulai dari kompetensi apa yang yang dimiliki murid sampai proyeksi masa depan dan bagaimana cara mewujudkan atau mencapai kompetensi tersebut. Dengan begitu sangat jelas bahwa murid menjadi acuan atau core dari kurikulum itu sendiri. Maka kemerdekaan murid dalam belajar adalah jantung dari pengembangan kurikulum. Lalu apa sih peran dan fungsi kurikulum. Kurikulum adalah salah satu komponen penting dalam sistem pendidikan nasional. Kurikulum berperan sebagai pedoman dan acuan kita dalam pembelajaran. Maka fungsi kurikulum bagi guru adalah untuk memandu dalam proses belajar. Mengenai peran dan fungsi kurikulum dapat kita optimalisasi dalam kerangka: 

1. Mewariskan nilai dan budaya masyarakat yang relevan dengan masa ini 

2. Mengembangkan sesuatu yang dibutuhkan saat ini Hai dan masa depan 

3. Menilai dan memilih sesuatu yang relevan atau kontekstual. 

Sebagai kontrol sosial murid-murid kita yang beragam suku budaya bahasa adat istiadat dan agama harus menjadi pijakan awal dalam pengembangan kurikulum, sehingga kurikulum dapat digunakan sesuai dengan konteks dimana satuan pendidikan itu berada. Ibu dan bapak guru sesuai peran kita sebagai ujung tombak implementasi kurikulum dalam proses pembelajaran, kita harus tahu bahwa kurikulum nasional itu perlu disesuaikan dengan kebutuhan satuan pendidikan. Oleh sebab itu, pengembangan kurikulum diperlukan di setiap satuan pendidikan. disinilah peran kita sebagai pemilik dan pengembang kurikulum di satuan pendidikan. Kita harus melakukan adabtasi sesuai dengan konteks dan karakteristik murid begitupun dengan pembelajarannya. Kitalah yang lebih mengetahui kebutuhan murid-murid kita. Kompetensi apa yang dibutuhkan, dan bagaimana cara mewujudkannya. 

Proyeksi pendidikan 2030 yang dilakukan oleh OECD mengarahkan bahwa kompetensi tidak hanya fokus pada kognitif, sikap, psychomotorik, tetapi juga ada value atau nilai yang melengkapi kompetensi murid. 

Saat ini kualitas literasi dan numerasi kesehatan mental dan sosial emosional murid merupakan fondasi atau prasyarat yang diperlukan murid ini untuk membangun kompetensi transformatif dengan siklus belajar antisipasi➡aksi➡refleksi menuju pembelajar sepanjang hayat. 

Tranformasi pembelajaran dengan paradigma baru menekankan pada penguatan kompetensi dan materi esensial atau bermakna. Bukan banyaknya materi atau konteks yang didapatkan murid. Melainkan konten materi yang esensial dalam pembelajaran yang dilaksanakan secara mendalam. 

Proses pembelajaran tersebut salah satunya dapat menggunakan siklus pembelajaran inkuiri yang menekankan pada rasa ingin tahu sebagai dorongan belajar yang kuat pada murid. Pentingnya rasa ingin tahu murid perlu kita munculkan kemudian digabungkan dengan obrolan atau percakapan yang menjadi bagian dari pembelajaran. 

Pertanyaan-pertanyaan terbuka seperti mengapa, apa dan bagaimana merupakan cara guru untuk menstimulasi tujuan belajar murid. Mengeksplorasi apa yang telah mereka ketahui sehingga menghasilkan dampak yang bermakna dalam penyelidikan-penyelidikan yang mereka lakukan. Lalu seperti apa siklus pembelajaran inkuiri itu:

1. Menyalakan rasa ingin tahu murid perlu dilakukan agar membuat imajinasi mereka berjalan dan bekerja dalam pikirannya 

2. Mencari tahu mengumpulkan data fakta dan bukti dari eksplorasi apa yang murid telah ketahui serta menemukan informasi baru dengan beragam keterampilan yang mereka 

3. Memilah mengorganisasi menganalisa menerjemahkan dan mengomunikasikan apa yang murid pelajari dengan berfokus pada peningkatan keterampilan berpikirnya 

4. Membuat koneksi mencoba menghubungkan dengan topik lain yang terkait dengan konteks diri murid dan lingkungannya 

5. Mendalami mendorong murid mengambil makna atau esensi dari kegiatan belajarnya. Melalui penyelidikan juga murid mendalami Apa menyalami rasa ingin tahu lebih jauh dari pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab dalam diri mereka 

6. Aksi atau tindakan merefleksikan apa yang telah mereka pelajari dan membuat aksi nyata dari pembelajaran bermakna yang didapatkannya. Aksi ini muncul karena inovasi internal dari dalam diri murid 

Dan yang juga tidak kalah penting transformasi pembelajaran murid berfokus pada pengembangan karakter berdasarkan nilai-nilai Pancasila untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila Melalui pembelajaran berbasis proyek. Dengan demikian diharapkan murid dapat memberikan dampak positif bagi dirinya sendiri dan lingkungannya. 

Telah ibu dan bapak guru memahami peran dan fungsi kurikulum, apa yang selanjutnya dapat kita lakukan untuk mewujudkan proses pembelajaran yang berpihak pada murid. Selamat belajar ibu dan bapak guru hebat. 

Salam dan bahagia 

b. Mengapa Kurikulum Perlu Diubah

Salam dan bahagia ibu dan bapak guru. Pada materi Sebelumnya kita telah mempelajari bahwa kurikulum merupakan pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Pada materi ini kita akan melanjutkan pembahasan pentingnya perubahan kurikulum untuk menyesuaikan dengan kebutuhan murid dan perkembangan zaman saat ini. Berbagai isu baru menuntun satuan pendidikan menyiapkan kurikulum yang membantu murid untuk menghadapi dunia yang penuh dengan tantangan. Dari materi sebelumnya kita mempelajari bahwa kurikulum yang baik adalah kurikulum yang sesuai dengan zamannya. Kurikulum sangat dinamis dan terus dikembangkan atau diadaptasi sesuai konteks dan karakteristik murid demi membangun kompetensi sesuai kebutuhan mereka kini dan masa depan. Ibu dan bapak guru mari kita ingat masa-masa sekolah kita waktu itu, apakah ibu dan bapak guru menyukai saat-saat mengerjakan tugas sambil mencari referensi buku di perpustakaan atau adakah ibu dan bapak guru yang dulu menggunakan disket untuk mengumpulkan tugas. Wah ternyata sudah lama ya masa-masa kita menjadi murid. Kini murid kita tidak hanya memiliki buku-buku perpustakaan sebagai bahan referensi, berbagai materi bacaan dapat mereka jangkau melalui internet termasuk referensi dari perpustakaan-perpustakaan terbaik di dunia. Betapa zaman sungguh berubah, ya ibu dan bapak guru... ketika kita menjadi murid mungkin cita-cita kita hanya menjadi dokter, polisi, tentara atau tentu saja jadi guru. Namun kini pilihan cita-cita mulut kita lebih beragam dan mungkin sesuatu yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya, mereka kini ingin menjadi ilustrator animasi karakter kartun, menemukan software komputer, pengembang aplikasi games tertentu bahkan demmer atau youtuber. 

Perubahan-perubahan tersebut hanyalah sebagian contoh yang tentu membuat kita sadar dunia ini ternyata memang terus berubah. Jika mengingat kata-kata Ki Hajar Dewantara pada modul merdeka belajar, maksud pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya, baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Maka demi menuntun kodrat murid-murid kita, pembelajaran termasuk kurikulum yang kita selenggarakan juga harus terus menyesuaikan dengan kebutuhan mereka. Sebagai guru kita harus belajar terus untuk mengikuti dan memahami tren kehidupan murid kita yang tergolong generasi z dan Alfa. 

Berbagai penelitian menyampaikan bahwa mereka sulit dipisahkan dengan media sosial, keadaan ini bisa dimanfaatkan oleh guru untuk tujuan pembelajaran. Misalnya dengan meminta murid membuat dan mengumpulkan tugas melalui aplikasi digital. 

Ibu dan bapak guru... ada pepatah yang mengatakan it takes a village to raise a child (butuh seluruh desa untuk membesarkan seorang anak). Bagaimana ibu dan bapak guru memaknai pepatah tersebut. Pepatah ini menyiratkan perlunya peran orangtua masyarakat dan sekolah dalam mewujudkan kurikulum yang berpihak pada murid. Merekalah yang disebut sebagai tiga pilar pendidikan. Oleh sebab itu ketika kita merancang kurikulum kita harus menempatkan kebutuhan pendapat pengalaman hasil belajar serta kepentingan murid sebagai rujukan utama. 

Sejatinya kurikulum dirancang untuk murid agar dapat mewujudkan seluruh kompetensi yang diharapkan dan kurikulum semua pihak harus berkolaborasi maksimal. Misalnya guru belajar memfasilitasi pembelajaran yang sesuai orang tua. Terus memahami perkembangan dan kebutuhan murid Begitu juga dengan pemerintah daerah dan pusat serta semua yang bergerak dibidang pendidikan juga harus terus mengikuti perkembangan kebutuhan murid. 

Menurut ibu dan bapak guru Bagaimana perubahan kurikulum membantu kita mencapai tujuan pendidikan? Bagaimana cara kita sebagai pendidik terus berkembang bersama-sama murid kita dengan menggunakan kurikulum sebagai pusat dari pengembangan pembelajaran? 

Mari kita tetap bersemangat menghadapi dan menjadi bagian dari perubahan kearah yang selalu lebih baik. 

Salam dan bahagia ibu dan bapak guru hebat 

c. Mengapa Kurikulum Perlu Diadaptasi

Salam dan bahagia ibu dan bapak guru!

Pada materi yang lalu kita telah mengetahui penyebab di balik perubahan kurikulum. Lantas bagaimana kurikulum ini bisa terhubung dengan pembelajaran dikelas. Konteks satuan pendidikan yang beragam membuat banyak hal tidak mudah diimplementasikan di kelas. Itulah sebabnya kurikulum yang ditetapkan secara nasional perlu diadaptasi di tingkat satuan pendidikan. Kali ini kita akan belajar bersama tentang Mengapa kita perlu melakukan adaptasi terhadap kurikulum. Ibu dan bapak guru, mari kita lihat lingkungan di sekitar sekolah dimana sekolah kita berada. Apakah di tepi pantai, apakah di tengah-tengah perkebunan, apakah di tengah perkotaan yang padat penduduknya. Setahun belakangan perubahan apa saja yang terjadi di sekitar sekolah. Apakah ada bangunan yang baru didirikan? Apakah ada hal-hal yang mengubah kehidupan guru dan murid di sekolah? 

Keadaan sekolah dan sekitar kita memang berbeda-beda. Murid kita pun berbeda-beda, bisa jadi pembelajaran yang paling berhasil untuk masing-masing murid juga tidak sama. Ada perbedaan lingkungan dan ekosistem sekolah. Perubahan juga terus terjadi disekitar kita. Hal-hal itulah yang menjadi alasan mengapa kurikulum di pemerintah pusat harus melalui proses adaptasi terlebih dahulu. Bentuk adaptasi kurikulum harus sesuai dengan kebutuhan murid-murid di sekolah. Ini bisa diterjemahkan dalam kurikulum operasional satuan pendidikan agar memudahkan kita. Singkat saja  ibu dan bapak guru.. Yuk kita simak cerita ini:

Pak Haryanto adalah kepala sekolah SDN Gunung 01. Sekolahnya terletak di tengah perkebunan kopi di kaki gunung. Selama ini beliau belum memahami pentingnya mengadaptasi kurikulum. Biasanya beliau dan rekan-rekan guru hanya mengajar sesuai dengan apa yang ada di buku teks. Suatu ketika Pak Haryanto melihat rekan gurunya mengajar IPS tentang ekosistem. Guru tersebut menggunakan contoh dalam buku teks untuk menjelaskan tentang ekosistem. Ia menggunakan hewan-hewan yang ada di laut melalui gambar-gambar dalam buku. Pak Heri Yanto kemudian berpikir tentang letak sekolah di tengah perkebunan. Beliau mendengar suara jangkrik dan cuitan burung. Beliau juga ingat bahwa murid-muridnya sering melihat ular saat ikut orang tuanya di kebun. Beliau berpikir hewan-hewan tersebut bisa digunakan untuk menjelaskan tentang ekosistem dengan lebih baik. Mengapa? karena hewan-hewan tersebut bisa ditemui oleh murid-muridnya. 

Lalu beberapa hal lain terlintas dalam pikiran Pak Haryanto Bagaimana jika para guru mengajar IPS dengan menggunakan contoh hewan yang ada di sekitar sekolah murid-murid pasti lebih tertarik. Karena mereka akan lebih mudah membayangkan apa yang sedang dipelajari. Tujuannya ke itu saja untuk membantu murid mendapat pembelajaran yang lebih bermakna. Kemudian Pak Heri Yanto mencari materi yang pernah diberikan oleh salah seorang temannya. Materi tersebut membahas tentang bagaimana memanfaatkan lingkungan sekitar dalam proses pembelajaran. Beliau menyadari bahwa cara mengajar yang hanya bertumpu pada buku teks sangat tidak cukup. Bisa jadi hal tersebut membuat siswa kurang dapat menghubungkan apa yang dipelajari dengan kehidupan mereka beliau.

Ingat tentang KTSP yang mengharuskan satuan pendidik untuk membuat kurikulum, beliau berfikir, wah jangan-jangan sudah saatnya kita mengembangkan kurikulum yang berbasis sekolah. 

Pak Haryanto kemudian mendiskusikan hal ini dengan teman-teman guru di sekolah. Beliau menyampaikan tentang gagasan untuk membangun kurikulum berbasis sekolah. Salah satu gurunya nyeletuk, "Iya Pak saya dengar-dengar sekarang sekolah itu harus membuat KOSP Pak". Setelah itu seluruh pemangku kepentingan SDN Gunung 01 mulai membicarakan pengembangan KOSP. Bersama-sama mereka memahami secara utuh kerangka dasar kurikulum yang sudah ditetapkan:

1. ujuan pendidikan nasional

2. Profil pelajar Pancasila 

3. Struktur kurikulum 

4. Prinsip pembelajaran dan asesmen 

5. Capaian pembelajaran 

Mereka juga mulai menganalisa kebutuhan murid-murid dan kondisi sekolah. Pak Haryanto juga mengintegrasikan visi sekolah ke dalam KOSP versi sekolahnya adalah 

"melahirkan murid-murid yang cerdas, berakhlak, bertanggung jawab dan peduli akan lingkungan."

Pak elianto semakin yakin seandainya pelajaran IPS menggunakan pembelajaran yang telah disesuaikan pasti akan memberi pemahaman yang lebih bermakna bagi para murid. Misalnya dalam pembelajaran IPS mengenai ekosistem, Pak Haryanto dan rekan-rekan guru akan meminta murid melakukan observasi langsung terhadap hewan yang ada disekitarnya. Murid-murid juga akan diajarkan tentang Bagaimana kaitan kehidupan sehari-hari dengan kelangsungan ekosistem yang harus terus dijaga.

Nah ibu dan bapak guru hebat, apa yang dilakukan Pak Haryanto dan rekan-rekan gurunya di sekolah adalah melakukan adaptasi kurikulum. Caranya adalah dengan merancang KOSP, bisa jadi penterjemahan kurikulum tidak hanya dipengaruhi oleh faktor geografis tetapi juga faktor budaya dan sosiologis kurikulum. 

Operasional untuk murid-murid di daerah pertanian berbeda dengan kurikulum operasional didaerah pariwisata. KOSP adalah dokumen hidup, sehingga KOSP dapat disesuaikan dengan kebutuhan murid. Tentunya setelah proses refleksi sudah dilakukan oleh seluruh pemangku kepentingan. 

Ibu dan bapak guru ternyata dokumen kurikulum dekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Bahkan kita bisa turut mengembangkan dan menyesuaikan demi mencapai tujuan pendidikan. Kita juga bisa memenuhi kebutuhan murid-murid yang memiliki keunikannya masing-masing. 

Keanekaragaman latar belakang dan kemampuan murid adalah tolak ukur adaptasi KOSP. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa setiap saat murid akan berkembang sesuai dengan zamannya. Mari kita mulai dengan bersemangat untuk terus belajar. 

Salam dan bahagia ibu dan bapak guru 


2. Kurikulum dalam Pembelajaran

Salam dan bahagia ibu-bapak guru! 

Selamat datang kembali di modul kurikulum. Kali ini kita akan belajar tentang kurikulum. Dalam pembelajaran pada materi sebelumnya kita sudah belajar bahwa kurikulum dapat berubah dan beradaptasi sesuai dengan kebutuhan dan kondisi satuan pendidikan. Bagaimana dengan implementasi pengembangan kurikulum di satuan pendidikan. 

"Pak saya punya usul, bagaimana jika rapat menjelang tahun ajaran baru kita sekalian membahas evaluasi pelaksanaan kurikulum Operasional Sekolah kita. 

"Memangnya ada apa dengan kurikulum sekolah kita? ada yang salah?"

"Tidak maksud saya, setiap satuan pendidikan sudah diberi kewenangan oleh pemerintah untuk mengembangkan kurikulum operasionalnya. Itu berarti kurikulum sifatnya dinamis. Yang artinya kurikulum dapat mengikuti perubahan zaman dan kebutuhan sekolah. Maka seharusnya secara berkala kita evaluasi."

"Eeh begitu ya?"

"Iya Pak sebab pengembangan ini berpengaruh sekali akan arah sekolah kita kedepannya."

"Betul juga ya Bu, sepertinya sudah waktunya kita mengevaluasi kurikulum operasional ini." 

"Benar Pak."

"Baik, kalau begitu kita coba untuk agenda kegiatan ini. Coba kita catat komponen yang akan dibahas dalam rapat kurikulum operasional satuan pendidikan. 

1. visi, ini sebagai tujuan jangka panjang sekolah dan nilai-nilai yang mendasari pembelajaran agar murid mencapai profil pelajar Pancasila ya 

2. Misi sebagai cara sekolah dalam mencapai tujuan 

"Apalagi ya Bu?"

"Tujuan sekolah juga Pak, kita evaluasi Tujuan akhir dari kurikulum sekolah"

"Baik saya sudah catat hal-hal tadi. Berhubungan dengan rencana jangka panjang sekolah, lalu bagaimana dengan komponen yang berhubungan dengan rencana jangka pendeknya Bu? seperti rencana pembelajaran, apakah itu termasuk yang harus kita revolusi juga? "

"Oh iya betul Pak, kurikulum operasional satuan pendidikan ini juga termasuk rencana pembelajaran. Karena setiap sekolah mempunyai kewenangan untuk mengatur alur tujuan pembelajaran. Modul ajar, media ajar sampai ke asesmennya kita diskusikan selama satu tahun ajaran kedepan. Perencanaan dan alur pembelajarannya mau seperti apa juga program prioritas satuan pendidikan kita ya Pak. "

"Kalau begitu selain perencanaannya pengorganisasian pembelajaran juga dievaluasi juga ya."

"Betul Pak, kita evaluasi kembali muatan kurikulum kita sesuai dengan karakteristik sekolah dan kebutuhan anak. Termasuk beban belajar murid. 

"Kalau gitu ya nanti kita lihat kembali capaian pembelajaran per fase dan juga profil pelajar Pancasila untuk menyelaraskan kurikulum kita dengan yang sudah dibuat oleh pemerintah."

"Siap eh Bu, ngomong-ngomong muatan kurikulum berarti sesuai struktur pembelajaran dalam paradigma baru ya, kita akan evaluasi program intrakurikuler sekolah yaitu yang bersihkan muatan mata pelajaran dan muatan lokal lalu kita akan evaluasi program Project. Ingat tidak Bu, ini merupakan Project penguatan profil pelajar Pancasila dan juga program ekstra kurikuler. 

"Untuk ekstra kurikuler, bagaimana kalau sebelum rapat nanti kita adakan survey kepada murid-murid. Kita bisa melibatkan murid dalam menentukan jenis ekskrakurikuler yang dapat kita tawarkan. Jadi kita bisa tahu apa yang sedang mereka gemari."

"Wah ide bagus Pak, nanti kita juga dapat bekerjasama dengan alumni sebagai pelatih narasumber atau mungkin dapat memberikan pelatihan ke guru-guru supaya kita juga punya bekal dalam membimbing di extrakurikuler itu."

"Wah Siap Bu saya coba catat juga ya, apa bisa ya Bu, kita punya ekstrakurikuler belajar menjadi wirausahawan fokusnya membuat dan memasarkan makanan khas kota kita. "

"Sangat mungkin pak itulah pentingnya pengembangan kurikulum operasional satuan pendidikan. Kita dapat menyesuaikan rencana dan pengorganisasian pembelajaran sesuai dengan keadaan kontekstual satuan pendidikan. Sehingga memberi makna bagi pembelajaran murid kita. 

"Menarik banget Bu, berarti sistem pendampingan evaluasi dan pengembangan profesional sekolah juga harus kita diskusikan. Nah jika programs bagus maka sistem monitoring dan pengembangan profesi guru juga harus didukung. "

"Betul Pak, kalau begitu Sebelum kita meeting, saya akan sampaikan kepala sekolah untuk segera melakukan monitoring secara internal dan bertahap sesuai dengan kemampuan sekolah kita."

"Coba Pak, saya lihat catatannya jadi tadi komponen kurikulum operasional satuan pendidikan adalah:

1. visi misi dan tujuan 

2. perencanaan pembelajaran yang mencakup alur tujuan pembelajaran assessment modul ajar media ajar juga program prioritas satuan pendidikan 

3. pengorganisasian pembelajaran yang mencakup muatan kurikulum beban belajar program Intra dan ekstrakurikuler serta Project penguatan profil pelajar Pancasila 

4. sistem pendampingan evaluasi dan pengembangan profesional foya satu Lagi patch ini semua 

Mari kita coba lihat dan evaluasi kembali karakteristik satuan pendidikan kita agar kita dapat menganalisis konteks sekolah. Melihat kebutuhan zaman dan perubahan yang terjadi, dengan demikian kita mengetahui apa yang unik dari sekolah kita baik itu dari segi murid sosial-budaya guru dan tenaga kependidikan lainnya. Ini adalah modal dasar evaluasi visi misi dan tujuan. 

"Baik saya tambahkan di nomor satu ya Bu, karakteristik satuan pendidikan sebagai moderator kegiatan rapat. Nanti saya akan Ingatkan Kembali prinsip pengembangan kurikulum operasional satuan pendidikan yaitu berpusat pada murid. Lalu kontekstual esensial juga akuntabel dan melibatkan berbagai pemangku kepentingan. "

"Oke ada lima prinsip, senang sekali Pak kita jadi bisa krikulum yang sesuai dengan konteks sekolah kita. Sebenarnya ini jadi memudahkan kita dalam pelaksanaan ya, kita dapat menentukan metode modul ajar dan asesmen terlebih lagi sumber belajar bukan hanya berasal dari buku teks, namun kita juga dapat menggunakan media yang lain. Sekolah mempunyai kewenangan untuk mengembangkan kurikulum yang telah ditentukan oleh pemerintah sesuai dengan konteks sekolah."

"Wah.. jadi membuat kita lebih bersemangat ya ibu dan bapak guru, semoga dialog tersebut menginspirasi kita semua. Kemendikbud ristek sudah menyiapkan contoh curikulum operasional sebagai inspirasi dalam pelajaran. Tapi bukan berarti kita tidak bisa mengembangkannya. Silahkan ibu dan bapak kembangkan sesuai dengan konteks satuan pendidikan masing-masing. Dokumen kurikulum operasional satuan pendidikan yang sangat dinamis mengikuti perubahan dan kebutuhan. Dokumen ini dapat diperbaharui secara berkesinambungan menjadi referensi dalam keseharian direfleksikan dan terus dikembangkan. 

Bagaimana ibu dan bapak guru sudah siap menyusun dan mengembangkan kurikulum dalam pembelajaran Selamat belajar ibu dan bapak guru hebat salam dan bahagia 

B. Kurikulum Merdeka

Prinsip umum pembelajaran

Salam dan bahagia ibu dan bapak guru!!

Dimodul sebelumnya kita sudah menyegarkan kembali pemahaman kita tentang kurikulum. Nah sekarang kita sampai pada materi pertama di modul pembelajaran paradigma baru yaitu materi prinsip umum pembelajaran. tujuannya agar kita mampu memahami konsep dan prinsip pembelajaran yang berpihak pada murid. 

Pembelajaran merupakan implementasi kurikulum di kelas. Sebagai pelaksana kurikulum, guru merancang dan melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan prinsip-prinsip yang dapat memfasilitasi beragam kebutuhan murid. Apa saja prinsip pembelajaran yang berpihak kepada murid. Yuk kita pelajari bersama ada lima prinsip pembelajaran dengan paradigma baru yang dapat diperankan oleh satuan pendidikan dan guru untuk mendukung proses pembelajaran yang berkualitas. 

1. Mempertimbangkan kebutuhan capaian belajar murid.

Saat ini pembelajaran dirancang dan dilaksanakan dengan mempertimbangkan capaian setiap murid. Yaitu kebutuhan belajar dan perkembangannya harapannya. Perbedaan kompetensi dan potensi setiap murid dapat difasilitasi sehingga murid mendapatkan hak belajarnya dengan baik untuk memahami kebutuhan dan kemampuan murid. Guru dapat melakukan evaluasi sebelum proses pembelajaran. Salah satunya adalah assessment diagnostik. Dari hasil asesmen diagnostik guru memahami kebutuhan setiap murid kemudian guru memutuskan menggunakan pendekatan pembelajaran terdiferensiasi untuk mengakomodir kebutuhan murid yang beragam.

2. Membangun kapasitas belajar murid menjadi pembelajar sepanjang Hayat 

Murid mempunyai fisik mental dan pikiran yang akan terus tumbuh dan berkembang. Oleh sebab itu diperlukan pembelajaran yang mengembangkan pada pikir tumbuh grout mindset murid mengetahui apa yang dipelajari tentangan dan melakukan refleksi atas pengalaman belajarnya, dalam konteks kelas misalnya guru melibatkan murid dalam perencanaan pelaksanaan dan penilaian pembelajaran dengan membuka dialog dengan murid guru membantu murid menemukan dan menumbuhkan motivasi internal serta kepercayaan dirinya untuk menjadi pembelajar sepanjang Hayat. 

3. Mendukung perkembangan kognitif dan karakter murid 

Keseimbangan kognitif dan sosial emosional menjadi penting bagi murid untuk menumbuhkan budi pekerti. Maka diperlukan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang mempertimbangkan perkembangan karakter dan kompetensi murid. Contohnya guru mengembangkan kecakapan berpikir murid dengan penguatan literasi melalui teks, guru menumbuhkan kecakapan sosial emosional dengan mengapresiasi proses belajar, berempati, bekerjasama dan Sikap saling membantu antar murid 

4. Menyesuaikan konteks kehidupan murid-murid tumbuh dan berkembang berdasarkan konteks kebudayaan disekitarnya

Oleh karenanya, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran harus sesuai dengan konteks kebudayaan dan kehidupan dimana murid berada, dan ini selaras dengan fungsi satuan pendidikan yang salah satunya adalah untuk memelihara warisan budaya yang hidup di masyarakat. Sebagai contoh guru membantu murid mengenal konteks diri dan lingkungannya murid berpartisipasi dalam kegiatan adat atau budaya sebagai proses belajar murid. Guru menghubungkan murid dengan sumber belajar disekitarnya misalnya komunitas sebagai mitra belajar 

5. Mengarah pada masa depan yang berkelanjutan 

Murid merupakan generasi penerus masa depan yang akan menjaga dan mengisi keberlanjutan kehidupan. Isu-isu dan tantangan seperti perubahan iklim kerusakan lingkungan pelanggaran HAM dan lain-lain dapat menjadi konten materi yang mendorong murid memiliki beberapa kompetensi untuk turut berkontribusi menghadapi isu dan tantangan tersebut. Maka penting bagi guru untuk membangun kesadaran murid pada masa depan yang berkelanjutan. Misalnya guru membantu murid menemukan pemahaman bermakna dan relevan bagi dirinya saat ini dan untuk masa depannya. 

Ibu dan bapak guru kelima prinsip tersebut muncul sebagai respons atas perubahan yang terjadi begitu cepat di dunia dan fakta keberagaman yang kita miliki. Dengan lima prinsip pembelajaran paradigma baru guru dan satuan dan diharapkan dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendukung beragamnya kebutuhan bakat minat dan potensi murid.

Ibu dan bapak guru setelah memahami prinsip pembelajaran yang memihak kepada murid, apa yang selanjutnya kita dapat lakukan untuk mendampingi proses belajar murid. 

Sampai jumpa di materi berikutnya. Selamat belajar ibu dan bapak guru hebat. 

Salam dan bahagia

Teks di atas dikonversi dari YouTube:

Apa itu Kurikulum ➡https://youtu.be/YcCe4iKTpag

Mengapa Kurikulum perlu diubah ➡https://youtu.be/c2ce-nnUaGE

Mengapa Kurikulum perlu diadaptasi ➡ https://youtu.be/SeYZMF8oUAE

Kurikulum dalam pembelajaran ➡ https://youtu.be/4ah5p4LBKss

Prinsip umum pembelajaran ➡ https://youtu.be/rYsKuhZh1UA

Dikonversi melalui ➡ https://anthiago.com/transkrip/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pemahaman Bermakna dan Pertanyaan Pemantik

Perencanaan Pembelajaran SD/ Paket A

Kumpulan Soal Budaya Melayu Riau (BMR) Kelas VI

Hadits Tarbawi tentang Peran Orangtua dalam Pendidikan

Merdeka Belajar; Asas Trikon

Materi Sekolah Islam Gender (SIG)

Asas Trikon

Hari Anak Nasional (HAN) 2022