Pidato; Membaca adalah Kentera Kehidupan
ILMU ADALAH LENTERA KEHIDUPAN
Air beriak tanda tak dalam
Air tenang seperti berlian
Izinkan kami ucapkan salam
Untuk para hadirin sekalian
Assalamualaikum warahmatullahi wa warakatuh
الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، وَعَلَى أله وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا
Pertama-tama, marilah kita haturkan puji dan syukur ke hadirat Allah Swt, karena berkat rahmat dan karunia-Nya, kita dapat berkumpul di sini dalam keadaan sehat walafiat.
Shalawat dan salam tetap tercurah kepada Rasulullah Saw dengan mengirimkan shalawat dengan lafadz اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ مُحَمَّدٍ
Pada kesempatan yang berbahagia ini, izinkan kami menyampaikan sebuah pidato yang berjudul "Membaca adalah lentera kehidupan"
Hadirin yang dirahmati Allah Swt
Kita hidup di zaman yang serba cepat dan canggih. Ditengah arus kemajuan teknologi, informasi bisa didapatkan dalam hitungan detik, cukup hanya dengan membuka HP. Tapi ditengah kemudian itu, kemapuan literasi Indonesia masih menempati peringkat bawah. Berdasarkan hasil studi Programme for International Student Assessment (PISA), sebuah studi internasional untuk mengevaluasi sistem pendidikan di berbagai negara. Indonesia menduduki peringkat ke 64 dari 81 negara. Perpustakaan Nasional Republik Indonesia pada tahun 2024 menunjukkan bahwa index kegemaran membaca masyarakat Indonesia hanya mencapai skor 72,44. Artinya masih dibawah KKM.
Hadirin sekalian,
Rendahnya kemampuan literasi bukan hanya soal fasilitas, tapi juga dipengaruhi oleh budaya. Bukan berarti tidak punya minat baca, tapi daya baca yang lemah. Digital 2025 Global Overview Report mengungkapkan bahwa masyarakat Indonesia menghabiskan waktu 7 jam 22 menit untuk mengakses internet. Artinya selama itu pasti membaca, cuma yang dibaca hanya story WA, caption Instagram, Facebook ataupun chat yang tidak penting. Kalau disuruh membaca buku pelajaran atau artikel panjang. Wahhh pasti langsung cari alasan. Ngntuk lah, bosan lah, capek, pusingg
Sahabat-sahabat ku,
Membaca bukan hanya sebatas buku pelajaran. Ada banyak hal menarik yang bisa dibaca. Biografi tokoh hebat, tentang alam, budaya unik, novel. Pilih yang bacaan yang disukai, baik fiksi ataupun non fiksi
Hadirin sekalian,
Sejarah Islam mengajarkan bahwa membaca merupakan hal yang sangat krusial. Hal ini dibuktikan dengan turunnya wahyu pertama QS. al-'Alaq yang berisi perintah untuk membaca.
اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَۚ ("Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan,")
Orang-orang hebat tidak hadir tanpa membaca. Para ulama senang membaca, salah satu diantara contohnya Ibnu Qayyim al-Jauziyyah. Diceritakan bahwa Beliau membaca buku-buku yang bahkan mempunyai ⅒ (satu per sepuluh) buku belum pernah dimiliki oleh orang lain.
Para tokoh hebat Indonesia juga terlahir sebagai orang yang cinta membaca. Mohammad Hatta berkata: "Aku rela di penjara asalkan bersama buku, karena degan buku aku bebas."
Hadirin yang saya muliakan
Bangsa yang besar adalah bangsa yang rakyatnya gemar membaca dan terus belajar. Membaca tidak hanya menambah wawasan, tapi juga membangun karakter. Membaca mengajarkan kita berpikir kritis, memahami dunia dan menghargai perbedaan dengan lebih bijaksana. Inilah yang menjadikan membaca sebagai lentera kehidupan. Membaca bukan hanya mengisi waktu, tetapi membentuk masa depan
Terakhir, kami mengajak marilah kita tanamkan dalam diri kita:
Membaca bukan beban, tapi bekal
Komentar
Posting Komentar